In2022/1 Hidup Takut Akan Tuhan

[Ucapan Sambutan untuk STT Syalom, Nias, Indonesia pada Wisuda ke-XII yang berlangsung pada 19 Maret 2022.]

Para hadirin yang terhormat,

Syalom, Ya’ ahowu.

Setiap kali ada wisuda, kita harus menyadari bahwa banyak pekerjaan telah dilakukan untuk mempersiapkannya. Selamat kepada semua pihak yang terlibat dalam terselenggaranya acara ini. Terpujilah Tuhan karena memungkinkan Anda, dan membekalkan segala kebutuhan. Selamat kepada semua wisudawan dan wisudawati, dan orang tua mereka! Selamat kepada STT Syalom atas pencapaian ini!

Alangkah tepat tema wisuda ini diambil dari Amsal 23:17-18, “Hidup Takut Akan Tuhan”, dengan subtema “Akhlak Mulia Sebagai Gaya Hidup Dalam Melayani”. (Terima kasih kepada Pak Baek karena menghuraikan tema itu untuk kita. Terima kasih juga kepada bapak Dr. Martinus Harefa atas Orasi Ilmiahnya. Kalau tak salah saya, beliau adalah orang yang menyenggarakan wisuda yang paling pertama STT Syalum.) Adalah nyata karakter seorang hamba Tuhan sangatlah penting. Anda mungkin memiliki karunia yang besar, dan banyak karunia, tetapi jika karakter kurang, semuanya tidak akan berarti apa-apa. Tuhan ingin Anda menjadi orang tertentu sebelum Dia melihat apa yang Anda lakukan untuk-Nya. Itulah sebabnya ada kualifikasi yang diberikan dalam 1 Timotius 3:1-13 dan Titus 1:5-9 bagi mereka yang memegang jabatan di gereja. Di antara kualifikasi itu, yang menyangkut karakter lebih banyak daripada yang menyangkut karunia.

Kembali ke kitab Amsal, kita mendapati bahwa mengejar hikmat ditekankan dari awal kitab ini. Contohnya Amsal 4:7 yang mengatakan, “Permulaan hikmat ialah:perolehlah hikmat dan dengan segala yang kau peroleh perolehlah pengertian.” Yang di sebut “hikmat” itu mengacu pada firman Allah. Kita harus menghargai firman Allah, menghormati ajarannya, dan tunduk padanya. Tidak mungkin takut akan Tuhan tanpa tunduk pada firman-Nya.

Penekanan kedua dari kitab Amsal adalah pada penghindaran imoralitas dan hidup durhaka. Satu contoh ditemukan dalam Amsal 5:1-4. Kita diberitahu, “Hai anakku, perhatikanlah hikmatku, arahkanlah telingamu kepada kepandaian yang ku ajarkan, supaya engkau berpegang pada kebijaksanaan dan bibirmu memelihara pengetahuan. Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak, tetapi kemudian ia pahit seperti empedu, dan tajam seperti pedang bermata dua.” Apa yang berlaku untuk perempuan jalang berlaku juga untuk lelaki jalang. Banyak hamba Tuhan yang cakap dan berguna telah dihancurkan karena tidak mengindahkan ajaran Alkitab ini.

Penekanan ketiga dari kitab Amsal adalah kerja keras. Amsal 19:15 mengatakan, “Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar.” Amsal 6:9-11 mengatakan, “Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring — maka datanglah kemiskinan kepadamu…” Kita tidak hanya bekerja keras untuk diri kita sendiri tetapi lebih lagi untuk Tuhan.

Dengan renungan ini, kita berakhir. Kitab Amsal menunjukkan kepada kita tiga karakteristik penting dari mereka yang melayani Tuhan dengan baik — pentingnya mengetahui firman Allah, pentingnya kehidupan yang benar, dan pentingnya ketekunan dalam pelayanan. Tuhan memberikan semua wisudawan dan siswa-siswi hati untuk mengejar hal-hal ini. Tuhan menarik kita semua yang mengaku sebagai orang Kristen untuk mengejar hal-hal ini. Terpujilah Allah! Amin.