In2021/3 Mengasihi Tuhan Yesus (Yohanes 21:15-19)

Versi Cetakan PDF

[Ceramah diberikan secara online selama Wisuda SST Syalom, Nias, Indonesia pada 20 Feb 2021.]


Tema kita diambil dari Yohanes 21:15, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Kata-kata ini harus dipahami dengan jelas, dalam konteks, dan dengan membandingkan Kitab Suci dengan Kitab Suci. Jelas, Tuhan bertanya kepada Petrus apakah dia mengasihi Tuhan. Kata yang digunakan berasal dari “agape” yaitu kasih yang memberi diri sendiri dengan melibatkan komitmen total. Petrus menjawab dengan mengatakan dia memiliki kasih sayang kepada Tuhan, menggunakan kata “philo” yang lebih lemah dari “agape”. Petrus telah menyangkal Tuhan tiga kali, dan karena itu tidak percaya diri untuk mengungkapkan kasih yang dalam kepada Tuhan. Instruksi Tuhan kepadanya adalah bahwa dia harus mengembalakan domba-domba-Nya. Tuhan kembali bertanya kepada Petrus apakah dia mengasihi-Nya, menggunakan kata yang sama “agape”. Sekali lagi Petrus menanggapi dengan menggunakan kata “philo”. Tuhan menyuruh Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Pada kali ketiga, Tuhan mengubah kepada kata yang digunakan oleh Petrus, yang merupakan kata yang lebih lemah “philo” dan bertanya, “Apakah kamu memiliki kasih sayang untuk Aku?” Petrus berduka karena Tuhan bertanyakan dia tiga kali. Petrus juga sadar bahwa Tuhan memperhatikan bahwa dia menggunakan kata “philo” daripada kata yang lebih kuat “agape”. Tuhan menyuruh Petrus menggembalakan domba-dombanya.

Konteks langsungnya menunjukkan bahwa para murid telah menangkap ikan tanpa hasil sepanjang malam. Dengan petunjuk Tuhan mereka menangkap ikan yang berlimpah. Tuhanlah yang memberkati kerja kita dalam menangkap manusia, yaitu dalam kerja mengkhabarkan injil. Dia menugaskan Petrus, dan oleh karena itu semua hamba-Nya, untuk memberi makan domba-domba-Nya. Dari konteks yang lebih luas jelas bahwa Tuhan sedang merawati Petrus dalam kelemahannya. Petrus telah menyangkal Tuhan tiga kali dan kurang percaya diri untuk mengungkapkan kasih yang kuat kepada Tuhan. Dia takut mengecewakan Tuhan lagi. Tuhan menanyakan Petrus tiga kali untuk menunjukkan bahwa Dia telah mengampuni Petrus dan mempercayakan perhatian para pengikut-Nya kepadanya. Dengan kata lain, meskipun Petrus telah mengecewakan Tuhan, dia tetap diampuni dan dipercayakan dengan tanggung jawab untuk menjaga para pengikut Tuhan. Ini mengajar kita bahwa meskipun kita lemah dan kurang percaya diri, Tuhan telah mengampuni dosa kita dan akan memberdayakan kita untuk melayani Dia. Penyangkalan Petrus terhadap Tuhan telah menyebabkan dia menjadi rendah hati dan berhati-hati, dan tidak percaya pada kekuatannya sendiri. Demikian juga, kita harus mengenali kelemahan kita sendiri dan belajar untuk percaya hanya kepada Tuhan. Kegagalan dan dosa tidak mendiskualifikasi kita dari melayani Tuhan. Selama kita bertobat dari dosa-dosa kita dan tetap rendah hati, Tuhan akan memberi kita pekerjaan yang cocok untuk dilakukan. Pekerjaan itu mungkin besar, atau mungkin kecil, tetapi kita harus bersandar kepada Tuhan saat kita melayani Dia.

Petrus ditanya apakah dia lebih mengasihi Tuhan daripada ikan — yaitu profesinya, hal-hal yang dia biasa, singkatnya, hal-hal dunia ini. Tuhan ingin kita melayani Dia dengan “agape”, yaitu dengan sepenuh hati. Itu hanya bisa terjadi jika kita mematuhi perintah-Nya. Ini menjadi jelas ketika kita membandingkan dengan Yohanes 14:15, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu.” Kata untuk “kasih” di sini adalah “agape”, yaitu kasih yang kuat, yang berkomitmen, atau kasih sepenuh hati. Anda tidak dapat mengklaim ada mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati jika Anda tidak mematuhi perintah-perintah-Nya. Dengan kata lain, jika kita benar-benar mengasihi Tuhan, kita akan setia kepada ajaran firman-Nya — yaitu Kitab Suci. Kita tidak akan memilih dan mengambil apa yang ingin kita patuhi dan apa yang tidak. Sebaliknya, kita akan mematuhi apapun yang kita yakini sebagai ajaran Kitab Suci. Oleh karena itu, kita harus mengetahui Kitab Suci dengan baik agar dapat setia kepada Tuhan. Yesus Kristus adalah Perantara antara Allah dan manusia. Dia juga Kepala jemaat. Sebagai Perantara. Dia menduduki jabatan Nabi, Imam, dan Raja. Sebagai Kepala jemaat, Dia juga menduduki jabatan Nabi, Imam, dan Raja. Ini adalah ajaran dasar dalam teologi. Kenabian menyangkut doktrin. Imamat berkaitan dengan ibadah. Kerajaan menyangkut pemerintahan dan misi gereja. Jika kita benar-benar tunduk kepada Kristus — jika kita benar-benar mengasihi Dia — kita harus memastikan bahwa doktrin kita benar, ibadah kita benar, dan praktik pemerintahan dan misi jemaat benar. Apakah kita memiliki keinginan untuk melayani Tuhan dengan setia? Apakah kita percaya pada otoritas tunggal Kitab Suci? Apakah kita percaya bahwa itu cukup untuk semua masalah iman dan amalan? Kita harus kembali kepada prinsip Reformasi “sola scriptura” ini.

Marilah kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati. Marilah kita melayani Dia dengan penuh kasih. Semoga Tuhan membantu kita melakukannya, untuk kemuliaan-Nya. Amin.

~~~~~